Kamis, 03 November 2011

Khutbah Idul Adha 1432 H


Khutbah Idul Adha 1432 H:
Pelajaran dari Syariat Qurban
Oleh : Asep Zaelani MN, SHI[1]

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ .اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Dengan nikmat-nikmat tersebut, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan sekuat tenaga menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.  Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah.
Di bulan ini, Dzulhijjah, sosok nabi Ibrahim telah banyak kembali dibicarakan. Itu karena di bulan ini ada dua syariat peribadatan yang tidak terlepas dari sosok agung ini, yaitu pelaksanaan ibadah haji dan  kurban. Idul qurban atau idul adha yang jatuh pada hari ini, berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim yag akan mengurbankan puteranya, Ismail as sebagai pengujian cintanya kepada Allah swt.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴿١٠٢﴾
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.  (QS. Ash Shaaffat: 102 )
Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.
Kemudian Ibrahim melaksanakan proses kurban, dan ketika akan disembelih lalu Allah menggantinya dengan seekor kibas (kambing) yang dibawa langsung oleh malaikat jibril seraya bertakbir Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar.
Peristiwa ini kemudian menjadi dasar pensyariatan qurban. Kata udhhiyah dan dhahiyah adalah nama hewan sembelihan seperti unta, sapi dan kambing yang dipotong pada hari raya nahar (qurban) dan tasyrik sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Maksud kata nahr adalah penyembelihan binatang qurban sebagaimana keterangan dalam sebuah hadits bahwa Nabi SAW melakukan ibadah qurban dan begitu juga kaum muslimin. Para ulama telah sepakat (ijma’) akan pensyariatannya. Pengertian qurban itu sendiri berasal dari kata qaraba yang artinya mendekatkan diri. Dalilnya adalah QS. Al-kautsar: 2,
Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ  
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“
Hadirin Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Sadarkah kita, bahwa kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnya tentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini.
Pertanyaannya adalah pengorbanan apa yang telah kita berikan utuk Allah? Berapa banyak uang kita yang telah disedekahkan untuk membangun masjid, membangun madrasah, meringankan beban saudara kita, membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim. Berapa banyak pakaian kita yang telah kita sumbangkan, untuk mereka yang tidak punya pakaian. Berapa banyak makanan yang kita berikan kepada tetangga yang kelaparan, para santri dan peminta-minta. Berapa banyak alqur’an dan buku-buku yang kita belikan untuk pesantren-pesantren yang berjuang menegakkan agama Allah. Berapa banyak waktu yang kita berikan untuk melayani dan membantu kebutuhan masyarakat. Berapa banyak tenaga yang kita korbankan untuk membangun dan memelihara lingkungan kita demi kamanan dan kenyamanan masyarakat semua. Jawabannya ada pada diri masing-masing kita.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Mari kita mengambil pelajaran dari kisah kurban ini. Paling tidak mari kita melihat dari tiga sisi. Sisi pertama Ibrahim, kedua Ismail, dan ketiga hewan kurban.
Sisi Pertama Nabi Ibrahim AS. Beliau adalah sosok seorang ayah yang sangat mencintai Allah juga mencintai Anaknya. Tetapi cintanya kepada anaknya tidak melebihi cintanya kepada Allah. Ia berikan segalanya kepada Allah hingga Anaknya sendiri. Ia seorang yang patuh kepada Allah dan tidak bertanya ketika Allah memerintahkannya. Berbeda dengan kita yang selalu bertanya bila diperintah. Ketika disuruh shalat, bertanya kenapa harus shalat. Ketika disuruh zakat, bertanya apa perlunya berzakat. Ketika disuruh berpuasa, bertanya kenapa harus lapar lapar berpuasa. Ketika disuruh berhaji, bertanya kenapa harus berhaji ke baitullah di mekkah. Akhirnya, karena kebanyakan bertanya sampai kita tidak melakukannya hingga habis umur kita.
Selain itu, Ibrahim adalah sosok Ayah yang bijaksana dan demokratis. Meskipun ia yakin terhadap mimpinya, bahwa itu adalah wahyu Allah, tapi ia tidak memaksakan keyakinannya itu kepada puteranya. Ia malah bertanya dan meminta pendapat Ismail tentang mimpi itu. Ini adalah pelajaran bagi kita untuk tidak memaksakan apa yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran kepada siapapun. Jalan untuk memberikan pengertian tentang kebenaran adalah dengan cara berdialog, bahkan dengan anak sendiri. Pertanyaannya adalah apakah kita suka meminta pendapat anak kita ketika kita punya kehendak atau rencana. Apakah kita membiasakan diri berdialog atau bermusyawarah dengan orang lain untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan melihat Ibrahim semoga terinspirasi untuk meneladaninya.
Sisi kedua adaah Nabi Ismail AS. Dia adalah seorang anak yang shaleh dan penyabar. Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak dididik oleh suaminya, nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak dididik Allah SWT melalui wahyuNya.
Anak yang baik lahir dari seorang istri yang baik. Istri yang baik karena suami yang baik. Suami yang baik karena bersandar kepada al-Qur’an. Sehingga keluarganya dihiasi cahaya al-Qur’an.
Intinya, seorang anak yang baik hanya akan lahir dari lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik hanya akan lahir dari orang-orang yang baik. Karenanya perbaikilah diri kita agar melahirkan anak-anak yang baik.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Sisi ketiga adalah hewan kurban. Ia adalah hewan ternak yaitu unta, kerbau, sapi dan domba atau kambing. Qurban mengajarkan kepada kita untuk menyembelih sifat-sifat buruk kita. Sifat-sifat binatang yang tidak dibimbing oleh akal dan keimanan. Itu mengapa Al-Quran mengatakan bahwa manusia yang tidak menggunakan mata, telinga dan hati untuk memahami tanda kebesaran Allah dianggap seperti binatang ternak bahkan lebih sesat. Karenanya, apa bedanya manusia yang seumur hidupnya matanya tidak pernah dipakai membaca al-Quran dengan binatang? Apa bedanya manusia yang seumur hidupnya itu tidak mau mendengarkan azan lalu shalat dengan binatang? Apa bedanya manusia yang hatinya tidak pernah mau menerima nasihat atau kebenaran dari orang lain? Sungguh terlalu.
Disamping itu, bila kita pikir lebih jauh, hewan ternak ia rela mengorbankan dirinya untuk manusia. sapi saja bisa bermanfaat untuk orang banyak. Kambing saja masih berguna untuk  orang banyak. Masa ia, kita sebagai manusia yang punya akal pikiran tidak bisa memberikan manfaat buat orang lain. Bukankah Rasul pernah bersabda :
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "خيرالناس أنفعُهم للناس"
Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya” (Kitab Mausuatu ar-Riddi ala al-Madzahibi al-Fikriyah jilid 29 : 251)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Dari pelajaran tersebut semoga kita bisa terapkan kepada diri kita dan dilaksanakan dengan sekuat tenaga. Menjadi ayah yang bijaksana, menjadi anak yang shaleh, dan menjadi orang yang penuh manfaat. Akhirnya semoga Allah memberikan hidayah dan inayahnya kepada kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ




 

 



[1] Penyuluh Agama Islam Kanmenag Kab. Karawang 

Rabu, 19 Oktober 2011

Khutbah Jum'at

ENAM PERTANYAAN IMAM GHAZALI

Oleh : Asep Zaelani MN, SHI
(Penyuluh Agama Islam Kec. Karawang Timur)

الحَمْدُ ِللهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الحَلِيْمِ الكَرِيْمِ السَّتَّارِ، المُنَزَّهِ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالإِنْظَارِ. انْفَرَدَ بِالوَحْدَانِيَّةِ, وَتَقَدَّسَ فِي ذَاتِهِ العَلِيَّة, وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ. أَحْمَدُهُ حَمْدَ عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِالذُّلِّ وَالإنْكِسَارِ. وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ صَرَّفَ جَوَارِحَهُ فِي طَاعَةِ رَبِّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ وسلم عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيُّ المُخْتَارُ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin Sidang Jum’ah, yang dimuliakan Allah SWT.
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu Beliau bertanya :
Pertanyaan  pertama
Imam Ghazali : Apakah yang PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini?
Murid 1: Orang tua; Murid 2: Guru; Murid 3: Teman; Murid 4: Kaum kerabat
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kemanapun kita pergi, kematian akan selalu mengikuti kita. Tidak akan ada yang bisa menghalanginya. Kekuasaan, pangkat, jabatan, kedudukan tidak akan berarti apa-apa. Tembok yang tinggi, beton yang kuat dan kita ada didalamnya, tidak akan bisa menahan malaikat izrail yang akan mencabut nyawa. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surah Annisa’: 78
“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu berada di dalam benteng yang kokoh…”

Pertanyaan  kedua
Imam Ghazali: Apa yang PALING JAUH dari kita di dunia ini ?
Murid 1: Negeri Cina; Murid 2: Bulan; Murid 3: Matahari; Murid 4 : Bintang-bintang
Iman Ghazali: Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Hari ini adalah buah dari yang kita tanam di masa lalu. Kebaikan yang kita tanam, kebaikan pula yang kita nikmati. Keburukan yang kita tanam, keburukan pula yang kita rasakan. Begitupun, hari ini akan menjadi masa lalu di masa depan. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama. Agar yang kita tanam saat ini, akan berbuah kebaikan untuk kita dimasa depan.

Apabila kita merasa bahwa apa yang kita lakukan di masa lalu adalah kebaikan-kebaikan, sedangkan yang kita rasakan sekarang adalah keburukan, penderitaan dan kesengsaraan. Yakinlah saudaraku, allah sedang memberi kita ladang untuk ditnami dengan kebaikan-kebaikan. Allah ingin melihat kita menjadi hamba-hamba yang sabar, tabah dan kuat menghadapi berbagai cobaan dalam episode kehidupan ini. Karenanya jangan berputus asa dan selalu melihat kebelakang. Cukuplah masa lalu menjadi pengalaman untuk kita ambil pelajaran dalam melangkah merajut masa depan. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik untuk kita?       

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia.
Pertanyaan ketiga
Imam Ghazali: Apa yang PALING BESAR didunia ini ?
Murid 1: Gunung; Murid 2: Matahari; Murid 3: Bumi;
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang PALING BESAR di dunia ini adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka. Firman Allah SWT Surah Al A’raf: 179

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Dalam ayat tersebut hawa nafsu telah menjerumuskan manusia ke neraka. Apabila kita fahami kembali ayat tersebut dalam konteks kita di dunia, neraka dapat diartkan sebagai tempat penderitaan, kehancuran dan kebangkrutan. Tidak sedikit karena hawa nafsu orang kehilangan kehormatan, karena hawa nafsu orang kehilangan harga diri, karena nafsu orang mengalami kebangkrutan, karena nafsu orang menjadi menderita.
  

Pertanyaan keempat
Imam Ghazali: Apa yang PALING BERAT didunia ?
Murid 1 : Baja; Murid 2: Besi; Murid 3: Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Langit, bumi, dan gunung tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia menyanggupi permintaan Allah SWT untuk memegang amanah. Firman Allah SWT. Surah Al-Azab : 72

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”

Saudaraku amanah adalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan. Harta yang kita miliki adalah amanah. Istri dan anak-anak adalah amanah yang harus dijaga dan dpertanggungjawabkan. Tidak sedikit orang berebut untuk mengejar pangkat jabatan dan kedudukan. Padahal pangkat, jabatan dan kedudukan adalah amanat yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akherat.  

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT.
Pertanyaan kelima
Imam Ghazali : Apa yang PALING RINGAN di dunia ini ?
Murid 1: Kapas; Murid 2: Angin; Murid 3: Debu; Murid 4: Daun-daun
Imam Ghazali: Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat. Shalat seolah menjadi sesuatu yang tidak berarti baginya. Tidak penting. Ketika shalat diabaikan maka neraka adalah tempat yang cocok bagi mereka. Diceritakan dalam al-Quran bahwa para penghuni neraka ditanya, apa yang membuatnya masuk neraka. QS. Al- Mudatsir 42-43:


"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,

Shalat adalah sarana untuk manusia berkomunikasi dengan Tuhannya di saat kita bahagia, gembira maupun terpuruk, kalau kita sedang jaya orang baru kenalan saja ngaku saudara. Tapi disaat kita terpuruk adakah mereka menemani dan mendengarkan keluh kesah kita?
Saudaraku, Allah tempat mengadu kita punya persoalan, Allah tempat meminta kita punya kebutuhan, Allah tempat kita mohon pertolongan kita punya kesusahan. Ketika logika, uang dan relasi tidak bisa membantu kita, hanya Allah yang bersedia mendekati dan menolong kita. Karenanya, dekatilah Dia. Semakin mendekat kita dengan Allah, maka Allah semakin mendekat pula kepada kita.

Pertanyaan keenam
Imam Ghazali : Apa yang PALING TAJAM didunia ini ?
Murid- Murid dengan serentak menjawab: Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia
ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati.
Dengan lidah orang benar jadi salah. Yang salah jadi benar. Dengan lidah orang baik dianggap jahat. Orang jahat dianggap pahlawan. Dengan lidah yang benar jadi terhukum yang salah dibebaskan. Tapi demi Allah saudaraku…. Allah tidak pernah tidur. Dia selalu meihat pa yang dilakukan hambanya. Di mata Allah yang benar tetap  benar yang salah tetap salah. Kita serahkan segalanya kepada Allah biarkan hukum dan ketentuannya yang berlaku, kita hanya menunggu waktu.

Hadirin sidang Jum’ah yang Allah muliakan
Apa yang dikatakan oleh imam al-Ghazali tersebut, saya yakin bermanfaat tidak hanya bagi murid-muridnya ketika itu. Tapi bermanfaat pula untuk kita renungkan, kita resapi dan kita amalkan. Akhirnya kepada Allah jualah kita mohon perlindungannya.  

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ









Senin, 17 Oktober 2011

Kelulusan DJJ

Delapan orang Penyuluh Agama dari Kanmenag Kab. Karawang telah mengikuti Diklat Jarak Jauh (DJJ) yang diselenggarakan oleh  Balai Diklat Keagamaan Bandung, yang dimulai sejak tanggal 7 Juli 2011 di gedung BDK Bandung dan berakhir tanggal  28 September 2011. Semuanya telah diikuti dengan baik dan antusias. Mereka adalah H. Ade Setiawan, Asep Zaelani MN, Ikin Mutakin, Ajhari, Supriyatno, H. Mahfuz, Cecep Kamaludin, dan Endan Suhendar. Penyuluh yang disebut terakhir dalam perkembangannya didera sakit yang tak bisa dibantahnya. Meskipun dalam keadaan sakit ia tetap bersemangat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya walau tidak semuanya selesai. Alhasil, bukannya sembuh, tapi sakitnya makin menjadi, hingga pada hari yang telah ditentukan untuk ujian off-line di Bandung, ia harus merelakan dirinya terbaring lemas di tempat tidur dan tak mampu bangun apalagi ikut ke Bandung. Mengingat tempat tinggalnya yang jauh dari pusat kota Karawang, hingga tidak memungkinkan untuk menitipkan surat dokter kepada kami untuk panitia di Bandung. Hanya pesan suara lewat pesawat seluler yang dapat kami terima dan kemudian disampaikan kepada panitia dan tutor. Sayangnya, ia tidak bisa di-badal-kan dalam pengisian ujian akhir, yang berpengaruh kepada nilai kelulusan. Singkat cerita, pada tanggal 17 Oktober 2011 setelah kami melihat pengumuman kelulusan, muncullah perasaan penyesalan, karena ia berada pada nilai yang rendah. Meskipun demikian, biarlah nilai itu rendah, tapi semangatmu tetap tinggi saudaraku.... biarlah orang dan administrasi dunia bekerja sesuai mekanismenya tapi lihatlah Tuhan telah bekarja untuk kita dan kebahagiaan kita... karenanya yakinlah dan bertawakkallah kepada-Nya. Allah pasti memberikan yang terbaik buat hambanya, wa yarzuqhu min haytsu laa yahtasib.  

Minggu, 16 Oktober 2011

Mutiara Sunnah

"Tiada Lurus Iman Seorang Hamba, sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya, sehingga lurus lidahnya". (HR.Ahmad) 

Sekilas Info

hari ini Senin, 17 Oktober 2011 akan dilaksanakan pembinaan keliling di kediaman Ust.H. Mahfudz, Penyuluh Jayakerta, di Batujaya. mohon semuanya hadir.

Jumat, 14 Oktober 2011

Cerita Lucu

Satu hari Sultan merasa sungguh boring dan bete abis, jadi dia tanya si Kasim,
“Kasimku, siapa paling pandai saat ini?”

“Abunawas, Tuanku.” jawab si Kasim.

Sultan pun manggil Abunawas dan baginda bertitah, “Kalau kamu pandai, coba buat satu cerita seratus kata tapi setiap kata mesti dimulai dengan huruf ‘J’.”

Abunawas terperanjat, tapi setelah berpikir, dia pun mulai bercerita:

Jeng Juminten janda judes, jelek jerawatan, jari jempolnya jorok. Jeng juminten jajal jualan jamu jarak jauh Jogja-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe.
“Jamu-jamuuu…, jamu jahe-jamu jaheee…!”

Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan.

Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan. Jeng Juminten jerit-jerit: “Jarikku jatuh, jarikku jatuh…”

Juminten jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga.

Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan, juara judo. Jantungnya Jeng Juminten janda judes jadi jedag-jedug.

Juminten janji jera jualan jamu, jadi julietnya Jack.

Johny justru jadi jealous Juminten jadi juliet-nya Jack. Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget.

“Jieehhh, Jack jejaka Jawa, Jum?” joke-nya Johny. Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juminten.

“Jangan jealous, John…” jawab Juminten.

Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil jerawatnya Juminten. Juminten jerit-jerit: “Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!”

Jack jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal Johny, Jebreeet…, Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi jontor juga jendol… jeleekk.

“John, jangan jahilin Juminten…!” jerit Jack.

Jantungnya Johny jedot-jedotan, “Janji, Jack? Janji… Johnny jera", jawab Johny. Jack jadikan Johny join jualan jajan jejeran Juminten.

Johny jadi jongosnya Jack-Juminten, jagain jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny
“Jolly-jolly Jumper.” Jumpalagi, jek…!!!

Jeringatan: Jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi ja…!!!

JUSAH…!!!

Kamis, 13 Oktober 2011

Khutbah Jum'at

Bahaya riya’[1]
َالْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ اَمَّا بَعْدُ.  فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin Rahimkumullah
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita, terutama nikmat sehat wal afiat, iman dan Islam. Demikian banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, maka sepatutnyalah kita gunakan nikmat-nikmat itu untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga terus terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. 
Hadirin jama’ah jum’ah yang berbahagia
Dalam kitab Shahih Muslim tepatnya pada hadits no. 5032 dikatakan bahwa:
 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِىُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِى يُونُسُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ قَالَ تَفَرَّقَ النَّاسُ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ فَقَالَ لَهُ نَاتِلُ أَهْلِ الشَّامِ أَيُّهَا الشَّيْخُ حَدِّثْنَا حَدِيثًا سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ.ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“sesungguhnya manusia yang pertama kali mendapat keputusan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Kemudian laki-laki itu didatangkan. Dia lalu diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang kau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab: aku berperang karena-Mu hingga aku mati syahid. Allah berkata: engkau dusta, engkau berperang hanya supaya disebut sebagai pemberani, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret dengan wajah dibawah lalu dimasukkan ke dalam neraka.
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ.
Begitu pula laki-laki yang belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur’an. kemudian laki-laki itu didatangkan, diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang engkau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab aku belajar ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Quran karena-Mu. Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar ilmu supaya disebut sebagai orang alim, dan engkau membaca al-Qur’an supaya disebut Qori, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret wajahnya hingga dia dimasukkan ke dalam neraka.
 وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ ».
Begitu pula laki-laki yang diberi kelapangan rezeki oleh Allah, dan memberikan seluruh harta yang dimilikinya. Kemudian laki-laki itu didatangkan. Dia lalu diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang engkau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab: tidaklah aku meninggalkan sesuatu yang ingin aku infakkan dalam jalan kebaikan, melainkan aku menginfakkannya karena-Mu. Allah berkata: engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai orang yang dermawan, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret wajahnya hingga dia dimasukkan ke dalam neraka.     
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab Hayatul-Qulub bahwa hakikat riya adalah mencari kedudukan di hati manusia  dengan cara melakukan ibadah dan amal-amal kebajikan. Riya termasuk salah satu pekerjaan hati yang sangat buruk. Riya di dalam masalah ibadah berarti menghina Allah SWT. Kebalikan dari riya adalah ikhlas, yaitu beramal semata-mata karena Allah dan tidak ingin disebut-sebut.
Hadirin Rahimakumullah
Imam An-Nawawi mengatakan hadits tersebut merupakan dalil atas beratnya keharaman riya serta beratnya siksaan yang akan ditimpakan pada hari kiamat. Selain itu, juga merupakan dorongan atas wajibnya berbuat ikhlas dalam melakukan amal. Sebagaimana firman Allah:
 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ     
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya (ikhlas) dalam menjalankan agama dengan lurus.” (Al-Bayyinah: 5)
Imam Ali mengatakan: diantara tanda orang yang riya adalah dia akan malas-malasan saat sendirian dan akan semangat saat bersama dengan orang lain, dia akan menambah amalnya ketika dipuji dan akan mengurangi amalnya ketika dicela.
Sebagian ulama makrifat mengatakan: riya adalah seseorang meninggalkan amalan yang biasa dia lakukan karena takut dikatakan riya, sedangkan beramal karena manusia adalah syirik.

Hadirin yang insya Allah Allah mulyakan
Demikian merugi orang yang berjuang di jalan Allah tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang belajar dan mengajarkan agama Allah tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang mengindahkan Al-Qur’an dengan suaranya, tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang berinfaq dan sodaqoh demi rumah Allah tapi bukan karena Allah. Mereka tidak mendapatkan pahala dan balasan yang semestinya, melainkan mendapat siksa neraka yang menyala. Semoga Allah melindungi kita dari sifat riya yang menghancurkan amal kebaikan yang kita lakukan. Dan marilah sama-sama belajar untuk mengabdi kepada Allah dengan ikhlas hanya karena dan untuk Allah semata.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْاه اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا.اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى  وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


[1] Ditulis oleh: Asep Zaelani MN, SHI (Penyuluh Agama Islam Kec. Karawang Timur)