Kamis, 13 Oktober 2011

Khutbah Jum'at

Bahaya riya’[1]
َالْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ اَمَّا بَعْدُ.  فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin Rahimkumullah
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita, terutama nikmat sehat wal afiat, iman dan Islam. Demikian banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, maka sepatutnyalah kita gunakan nikmat-nikmat itu untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga terus terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. 
Hadirin jama’ah jum’ah yang berbahagia
Dalam kitab Shahih Muslim tepatnya pada hadits no. 5032 dikatakan bahwa:
 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِىُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِى يُونُسُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ قَالَ تَفَرَّقَ النَّاسُ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ فَقَالَ لَهُ نَاتِلُ أَهْلِ الشَّامِ أَيُّهَا الشَّيْخُ حَدِّثْنَا حَدِيثًا سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ.ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“sesungguhnya manusia yang pertama kali mendapat keputusan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Kemudian laki-laki itu didatangkan. Dia lalu diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang kau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab: aku berperang karena-Mu hingga aku mati syahid. Allah berkata: engkau dusta, engkau berperang hanya supaya disebut sebagai pemberani, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret dengan wajah dibawah lalu dimasukkan ke dalam neraka.
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ.
Begitu pula laki-laki yang belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur’an. kemudian laki-laki itu didatangkan, diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang engkau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab aku belajar ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Quran karena-Mu. Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar ilmu supaya disebut sebagai orang alim, dan engkau membaca al-Qur’an supaya disebut Qori, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret wajahnya hingga dia dimasukkan ke dalam neraka.
 وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ ».
Begitu pula laki-laki yang diberi kelapangan rezeki oleh Allah, dan memberikan seluruh harta yang dimilikinya. Kemudian laki-laki itu didatangkan. Dia lalu diperlihatkan nikmat untuknya, dan laki-laki itu pun mengetahuinya. Allah berkata: amalan apa yang engkau kerjakan untuk mendapatkan nikmat itu? Laki-laki itu menjawab: tidaklah aku meninggalkan sesuatu yang ingin aku infakkan dalam jalan kebaikan, melainkan aku menginfakkannya karena-Mu. Allah berkata: engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai orang yang dermawan, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar laki-laki itu diseret wajahnya hingga dia dimasukkan ke dalam neraka.     
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab Hayatul-Qulub bahwa hakikat riya adalah mencari kedudukan di hati manusia  dengan cara melakukan ibadah dan amal-amal kebajikan. Riya termasuk salah satu pekerjaan hati yang sangat buruk. Riya di dalam masalah ibadah berarti menghina Allah SWT. Kebalikan dari riya adalah ikhlas, yaitu beramal semata-mata karena Allah dan tidak ingin disebut-sebut.
Hadirin Rahimakumullah
Imam An-Nawawi mengatakan hadits tersebut merupakan dalil atas beratnya keharaman riya serta beratnya siksaan yang akan ditimpakan pada hari kiamat. Selain itu, juga merupakan dorongan atas wajibnya berbuat ikhlas dalam melakukan amal. Sebagaimana firman Allah:
 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ     
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya (ikhlas) dalam menjalankan agama dengan lurus.” (Al-Bayyinah: 5)
Imam Ali mengatakan: diantara tanda orang yang riya adalah dia akan malas-malasan saat sendirian dan akan semangat saat bersama dengan orang lain, dia akan menambah amalnya ketika dipuji dan akan mengurangi amalnya ketika dicela.
Sebagian ulama makrifat mengatakan: riya adalah seseorang meninggalkan amalan yang biasa dia lakukan karena takut dikatakan riya, sedangkan beramal karena manusia adalah syirik.

Hadirin yang insya Allah Allah mulyakan
Demikian merugi orang yang berjuang di jalan Allah tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang belajar dan mengajarkan agama Allah tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang mengindahkan Al-Qur’an dengan suaranya, tapi bukan karena Allah, alangkah rugi orang yang berinfaq dan sodaqoh demi rumah Allah tapi bukan karena Allah. Mereka tidak mendapatkan pahala dan balasan yang semestinya, melainkan mendapat siksa neraka yang menyala. Semoga Allah melindungi kita dari sifat riya yang menghancurkan amal kebaikan yang kita lakukan. Dan marilah sama-sama belajar untuk mengabdi kepada Allah dengan ikhlas hanya karena dan untuk Allah semata.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْاه اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا.اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى  وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


[1] Ditulis oleh: Asep Zaelani MN, SHI (Penyuluh Agama Islam Kec. Karawang Timur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar