Kamis, 03 November 2011

Khutbah Idul Adha 1432 H


Khutbah Idul Adha 1432 H:
Pelajaran dari Syariat Qurban
Oleh : Asep Zaelani MN, SHI[1]

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ .اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Dengan nikmat-nikmat tersebut, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan sekuat tenaga menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.  Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah.
Di bulan ini, Dzulhijjah, sosok nabi Ibrahim telah banyak kembali dibicarakan. Itu karena di bulan ini ada dua syariat peribadatan yang tidak terlepas dari sosok agung ini, yaitu pelaksanaan ibadah haji dan  kurban. Idul qurban atau idul adha yang jatuh pada hari ini, berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim yag akan mengurbankan puteranya, Ismail as sebagai pengujian cintanya kepada Allah swt.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴿١٠٢﴾
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.  (QS. Ash Shaaffat: 102 )
Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.
Kemudian Ibrahim melaksanakan proses kurban, dan ketika akan disembelih lalu Allah menggantinya dengan seekor kibas (kambing) yang dibawa langsung oleh malaikat jibril seraya bertakbir Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar.
Peristiwa ini kemudian menjadi dasar pensyariatan qurban. Kata udhhiyah dan dhahiyah adalah nama hewan sembelihan seperti unta, sapi dan kambing yang dipotong pada hari raya nahar (qurban) dan tasyrik sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Maksud kata nahr adalah penyembelihan binatang qurban sebagaimana keterangan dalam sebuah hadits bahwa Nabi SAW melakukan ibadah qurban dan begitu juga kaum muslimin. Para ulama telah sepakat (ijma’) akan pensyariatannya. Pengertian qurban itu sendiri berasal dari kata qaraba yang artinya mendekatkan diri. Dalilnya adalah QS. Al-kautsar: 2,
Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ  
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“
Hadirin Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Sadarkah kita, bahwa kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnya tentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini.
Pertanyaannya adalah pengorbanan apa yang telah kita berikan utuk Allah? Berapa banyak uang kita yang telah disedekahkan untuk membangun masjid, membangun madrasah, meringankan beban saudara kita, membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim. Berapa banyak pakaian kita yang telah kita sumbangkan, untuk mereka yang tidak punya pakaian. Berapa banyak makanan yang kita berikan kepada tetangga yang kelaparan, para santri dan peminta-minta. Berapa banyak alqur’an dan buku-buku yang kita belikan untuk pesantren-pesantren yang berjuang menegakkan agama Allah. Berapa banyak waktu yang kita berikan untuk melayani dan membantu kebutuhan masyarakat. Berapa banyak tenaga yang kita korbankan untuk membangun dan memelihara lingkungan kita demi kamanan dan kenyamanan masyarakat semua. Jawabannya ada pada diri masing-masing kita.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Mari kita mengambil pelajaran dari kisah kurban ini. Paling tidak mari kita melihat dari tiga sisi. Sisi pertama Ibrahim, kedua Ismail, dan ketiga hewan kurban.
Sisi Pertama Nabi Ibrahim AS. Beliau adalah sosok seorang ayah yang sangat mencintai Allah juga mencintai Anaknya. Tetapi cintanya kepada anaknya tidak melebihi cintanya kepada Allah. Ia berikan segalanya kepada Allah hingga Anaknya sendiri. Ia seorang yang patuh kepada Allah dan tidak bertanya ketika Allah memerintahkannya. Berbeda dengan kita yang selalu bertanya bila diperintah. Ketika disuruh shalat, bertanya kenapa harus shalat. Ketika disuruh zakat, bertanya apa perlunya berzakat. Ketika disuruh berpuasa, bertanya kenapa harus lapar lapar berpuasa. Ketika disuruh berhaji, bertanya kenapa harus berhaji ke baitullah di mekkah. Akhirnya, karena kebanyakan bertanya sampai kita tidak melakukannya hingga habis umur kita.
Selain itu, Ibrahim adalah sosok Ayah yang bijaksana dan demokratis. Meskipun ia yakin terhadap mimpinya, bahwa itu adalah wahyu Allah, tapi ia tidak memaksakan keyakinannya itu kepada puteranya. Ia malah bertanya dan meminta pendapat Ismail tentang mimpi itu. Ini adalah pelajaran bagi kita untuk tidak memaksakan apa yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran kepada siapapun. Jalan untuk memberikan pengertian tentang kebenaran adalah dengan cara berdialog, bahkan dengan anak sendiri. Pertanyaannya adalah apakah kita suka meminta pendapat anak kita ketika kita punya kehendak atau rencana. Apakah kita membiasakan diri berdialog atau bermusyawarah dengan orang lain untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan melihat Ibrahim semoga terinspirasi untuk meneladaninya.
Sisi kedua adaah Nabi Ismail AS. Dia adalah seorang anak yang shaleh dan penyabar. Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak dididik oleh suaminya, nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak dididik Allah SWT melalui wahyuNya.
Anak yang baik lahir dari seorang istri yang baik. Istri yang baik karena suami yang baik. Suami yang baik karena bersandar kepada al-Qur’an. Sehingga keluarganya dihiasi cahaya al-Qur’an.
Intinya, seorang anak yang baik hanya akan lahir dari lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik hanya akan lahir dari orang-orang yang baik. Karenanya perbaikilah diri kita agar melahirkan anak-anak yang baik.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Sisi ketiga adalah hewan kurban. Ia adalah hewan ternak yaitu unta, kerbau, sapi dan domba atau kambing. Qurban mengajarkan kepada kita untuk menyembelih sifat-sifat buruk kita. Sifat-sifat binatang yang tidak dibimbing oleh akal dan keimanan. Itu mengapa Al-Quran mengatakan bahwa manusia yang tidak menggunakan mata, telinga dan hati untuk memahami tanda kebesaran Allah dianggap seperti binatang ternak bahkan lebih sesat. Karenanya, apa bedanya manusia yang seumur hidupnya matanya tidak pernah dipakai membaca al-Quran dengan binatang? Apa bedanya manusia yang seumur hidupnya itu tidak mau mendengarkan azan lalu shalat dengan binatang? Apa bedanya manusia yang hatinya tidak pernah mau menerima nasihat atau kebenaran dari orang lain? Sungguh terlalu.
Disamping itu, bila kita pikir lebih jauh, hewan ternak ia rela mengorbankan dirinya untuk manusia. sapi saja bisa bermanfaat untuk orang banyak. Kambing saja masih berguna untuk  orang banyak. Masa ia, kita sebagai manusia yang punya akal pikiran tidak bisa memberikan manfaat buat orang lain. Bukankah Rasul pernah bersabda :
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "خيرالناس أنفعُهم للناس"
Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya” (Kitab Mausuatu ar-Riddi ala al-Madzahibi al-Fikriyah jilid 29 : 251)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Dari pelajaran tersebut semoga kita bisa terapkan kepada diri kita dan dilaksanakan dengan sekuat tenaga. Menjadi ayah yang bijaksana, menjadi anak yang shaleh, dan menjadi orang yang penuh manfaat. Akhirnya semoga Allah memberikan hidayah dan inayahnya kepada kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ




 

 



[1] Penyuluh Agama Islam Kanmenag Kab. Karawang